1. Beberapa tahun menuntut ilmu tidak lantas membuat seseorang menjadi Ulama
Seringkali, pemuda muslim yang menuntut ilmu agama hanya dalam beberapa tahun saja lantas mengganggap dirinya sebagai “orang berilmu”. Mereka kadang memaksakan pendapat mereka kepada orang lain seolah mereka tidak mungkin salah. Mereka menjadi tidak toleran terhadap pandangan orang lain. Bahkan kadang mereka menganggap orang-orang yang tidak sesuai dengan pandangan mereka sebagai orang yang menyimpang. Kita harus sadar bahwa pendapat dalam Fikih kadang berbeda dan kesempatan untuk selalu benar sangat kecil.
Maka, kepada para sahabat pemuda Muslim, mari kita selalu menjaga ego kita. Kita sebaiknya melihat perbedaan dengan anggapan bahwa kita mungkin saja salah, dan janganlah lupa mengatakan “Wallaahu a’lam”.
Maka, kepada para sahabat pemuda Muslim, mari kita selalu menjaga ego kita. Kita sebaiknya melihat perbedaan dengan anggapan bahwa kita mungkin saja salah, dan janganlah lupa mengatakan “Wallaahu a’lam”.
2. Akhlak adalah hal yang harus didahulukan
Siapapun yang belajar atau mengajarkan Islam harus mengetahui akhlak yang baik dalam bergaul dengan orang lain. Kita harus menunjukkan kasih sayang dan toleransi, tidak suka menghakimi, dan harus menunjukkan akhlak baik yang disukai. Jika tidak begitu, orang lain tidak akan nyaman dengan kita.
3. Menuntut ilmu agama tidak membuat kita jauh dari dosa
Beberapa orang memiliki pemikiran yang salah bahwa ketika mereka mempelajari ilmu agama, mereka akan mencapai level kesempurnaan dimana mereka tidak akan terjatuh dalam dosa. Faktanya justru setan akan berusaha lebih kuat untuk mengajak orang berilmu ke dalam perbuatan dosa. Karena kesalahan orang berilmu akan membawa akibat yang jauh lebih buruk dalam masyarakat.
4. Orang akan menilai (men-judge) anda
Banyak orang yang terintimidasi ketika melihat orang yang menjalankan syariat Islam. Ketika mereka melihat seorang Muslim yang taat, mereka melihat kesalahan mereka sendiri dan mereka mulai mencari kesalahan pada Muslim yang taat tersebut untuk menutupi kesalahan mereka. Kita tidak perlu kaget bila orang-orang menilai cara berpakaian, tingkah laku, atau kesalahan kita. Itu cara mereka untuk menutupi kesalahan mereka. Kita harus terus mengingat hal ini dan harus dapat memberikan respon yang baik lagi terpuji kepada mereka.
5. Anda melambangkan Islam
Ketika seseorang memilih untuk menuntut ilmu, khususnya ketika orang tersebut meraih sebuah gelar dalam ilmu agama, dia akan menjadi duta bagi Islam. Ketika orang-orang melihat seorang Imam atau Syaikh, mereka berharap untuk melihat contoh “hidup” dari Islam. Bila masyarakat melihat orang tersebut berbuat dosa, mereka akan kehilangan kepercayaan dan salah dalam memandang Islam, atau mereka akan menggunakannya sebagai bukti bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah dosa besar. Begitu pula dengan pengajar yang mengajarkan Islam, hidup kita melambangkan Islam, maka seharusnya kita berhati-hati agar tidak memberikan pandangan yang salah tentang Islam.
6. Anda akan diuji
Hidup adalah ujian dan setiap manusia akan diuji setiap waktu dengan cara yang berbeda-beda. Namun, seseorang tidak seharusnya berfikir bahwa karena dia belajar Islam dan mengajarkannya, Allah akan memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam hidupnya. Sejarah justru membuktikan bahwa mereka yang paling dekat dengan Allah adalah mereka yang paling berat ujiannya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa yang paling berat ujiannya adalah para nabi, lalu mereka yang paling dekat dengan para nabi dalam ketakwaan, lalu mereka yang paling dekat lagi dalam hal ketakwaan.
7. Menuntut ilmu bukanlah akhir, namun hal tersebut merupakan sebuah awal untuk tujuan yang lebih tinggi
Siapapun yang menuntut ilmu haruslah mengintrospeksi dirinya dan menemukan motivasi yang baik. Mungkin anda ingin menjadi da’i dan memberikan ilmu kepada non-Muslim. Mungkin anda ingin membuat sebuah pusat studi Islam di daerah yang memerlukan. Mungkin anda ingin menjadi seorang mujtahid di sebuah bidang yang kurang banyak Ulamanya. Apapun yang anda putuskan setelah menuntut ilmu, hal tersebut haruslah sesuatu yang besar yang anda harapkan hanya karena Allah. Singkatnya, menuntut ilmu harusnya bukanlah tujuan, namun menjadi bagian untuk mencapai tujuan yang lebih baik bagi umat Islam.
8. Anda tidak bisa mengubah setiap orang
Ingatlah bahwa tidak semua orang yang kita temui akan sependapat dengan kita, akan mendengarkan atau menerima pendapat kita. Justru akan ada orang yang tidak sependapat bahkan menolak anda. Ini adalah realita dan kita harus siap menghadapinya dengan mengingat bahwa hidayah adalah milik Allah dan kita hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan.
9. Anda akan berbuat kesalahan
Sebagian orang menjadi stress dan menyerah dalam menuntut ilmu ketika mereka menyadari bahwa meskipun mereka berilmu, mereka terkadang tetap berbuat dosa. Kenyataannya adalah bahwa setan menginginkan kita untuk menyerah dan dengan menyerah, itu berarti kita membahagiakan setan. Yakinlah bahwa Allah Maha Pengampun dan mengampuni orang yang berbuat dosa. Setiap kali anda berbuat dosa atau kesalahan, hentikanlah, kembalilah kepada Allah dan berusaha kembali menjadi Muslim yang baik. Jangan izinkan dosa-dosa dan kesalahan kita menghentikan kita dari menjalankan syariat Islam.
10. Pahala menuntut dan mengajarkan ilmu adalah besar
Kita memahami bahwa ilmu agama yang benar akan menuntun ke Surga. Namun kita perlu juga menyadari bahwa kita akan mendapatkan pahala dengan amal baik yang dilakukan orang ketika kita mengajarkan kepada kebaikan tersebut. Dalam hal ini, amal baik kita akan berlipat-lipat ketika makin banyak orang yang mengamalkan kebaikan yang kita ajarkan. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda bahwa ketika seseorang meninggal, ada tiga perkara yang tidak akan putus amalnya bagi orang tersebut, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan.
Saudara-saudariku, marilah kita menuntut ilmu agama Islam dan mencari pahalanya dan jangan melupakan tanggung jawab dan ujian yang mungkin datang bersamanya. Semoga Allah menjaga kita dalam agamaNya. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar